SNORKELING menjadi pilihan banyak orang untuk menikmati keindahan alam bawah laut dan keragaman biota yang hidup di dalamnya.
Berbeda dengan diving, kita tak harus mengantungi sertifikat untuk snorkeling. Resikonya relatif lebih kecil karena snorkeling hanya di permukaan dan jika harus menyelam pun tak begitu dalam. Meski begitu, bukan berarti snorkeling benar-benar bebas resiko.
“Selain arus bawah (laut), ada hewan-hewan laut berbahaya yang harus kita waspadai saat snorkeling,” ujar M Syaiful Anwar atau kerap disapa Ipung, pemandu wisata Pulau Pahawang, Lampung.
Ia menyebutkan, beberapa hewan laut yang harus diwaspadai antara lain bulu babi, ikan batu, pari, ubur-ubur, bulu seribu dan ular laut. Berikut ulasannya:
1. Bulu babi
Bulu babi, atau landak laut (Echinoidea) merupakan hewan laut berbentuk bulat, kecil dan dipenuhi duri yang dapat digerakkan. Mereka biasa tinggal di lautan dangkal hingga kedalaman 5.000 meter. Umumnya mereka berwarna kehitaman, hijau kusam, coklat, ungu biru, dan merah.
Bulu babi memiliki duri yang khas dengan panjang sekitar 1-3 centimeter (cm), tebal 1-2 mm, dan cukup tajam. Pada genus Diadema yang biasa hidup di perairan tropis, durinya amat tipis dan panjangnya dapat mencapai 10-30 cm.
Duri bulu babi akan menimbulkan luka menyakitkan ketika menembus kulit manusia, namun tidak terlalu berbahaya jika segera dikeluarkan.
Tetapi apabila dibiarkan tetap terbenam di kulit, bisa menimbulkan pembengkakan dan infeksi. Beberapa famili bulu babi di perairan tropis seperti Diadematidae dan Echinothuriidae dikenal memiliki duri beracun.
2. Ikan batu
Ikan batu (Synanceia verrucosa) merupakan spesies ikan karnivora dengan duri berbisa. Ikan ini biasanya hidup di karang dan berkamuflase sebagai batu. Biasanya ikan ini berwarna coklat atau kelabu dan mungkin memiliki beberapa semburat kuning, oranye, atau merah. Panjangnya sekitar 30 hingga 40 cm.
Ikan batu merupakan salah satu jenis ikan paling beracun di dunia. Pada bagian punggungnya terdapat 13 duri yang masing-masing memiliki dua kantong racun.
Tertusuk duri beracun ikan batu dapat menyebabkan shock, kelumpuhan, bahkan menyebabkan kematian jaringan. Keracunan dalam dosis besar dapat berakibat fatal bagi manusia, terutama anak-anak, lansia dan orang-orang dengan sistem imun yang lemah.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika tertusuk duri ikan batu yaitu dengan merendam anggota tubuh yang tertusuk di dalam air hangat. Hal ini bertujuan untuk membantu denaturasi protein dalam racun.
3. Pari
Kebanyakan pari memiliki satu atau lebih stinger (alat penyengat pada pari) berduri sebagai alat pertahanan diri. Panjangnya dapat mencapai 35 cm dengan dua kelenjar racun di bagian bawahnya.
Meskipun pari tidak agresif menyerang manusia, namun jika mereka tak sengaja terinjak, mereka bisa menyengat. Kontak dengan stinger menyebabkan trauma lokal, nyeri, bengkak, kram otot karena racun, dan kemudian dapat mengakibatkan infeksi bakteri atau jamur.
Cedera ini sangat menyakitkan, meski jarang mengancam jiwa, tetapi stinger yang menembus area vital dapat berakibat fatal.
4. Ubur-ubur
Ubur-ubur sudah lama dikenal sebagai hewan laut yang berbahaya. Hewan yang termasuk dalam kelas Scyphozoa ini memiliki tubuh berbentuk payung berumbai, dapat membuat gatal pada kulit bila tersentuh.
Jenis ubur-ubur yang paling berbahaya adalah dari kelompok Cubozoa. Sengatan tentakelnya bisa menimbulkan kematian.
5. Bulu seribu
Bulu seribu (Acanthaster planci) atau juga dikenal sebagai crown of thorns seastar merupakan salah satu bintang laut terbesar di dunia. Sesuai dengan namanya, bintang laut ini memiliki banyak duri beracun di sekujur permukaan tubuhnya.
Bentuk tubuh bulu seribu pada dasarnya sama dengan bintang laut lain, dengan piringan pusat dan lengan-lengan yang menyebar. Mereka biasanya berwarna kalem seperti coklat muda, abu-abu atau hijau. Namun ada pula yang berwarna mencolok sebagai peringatan di beberapa bagian tubuh mereka.
Bulu seribu memang tidak memiliki mekanisme untuk menyuntikkan racun, namun duri-durinya yang mengandung saponin, jenis glikosida yang dapat menyebabkan iritasi pada kelenjar lendir dan menghancurkan butir darah.
Jika tertusuk, dapat menyebabkan rasa nyeri yang menyengat dan dapat bertahan selama beberapa jam, perdarahan terus-menerus karena efek hemolitik saponin, mual, dan pembengkakan jaringan yang dapat bertahan selama seminggu atau lebih.
Jika ada fragmen duri yang tertinggal di dalam jaringan kulit kita, harus dilakukan pembedahan untuk mengangkatnya demi menghindari kondisi fatal.
6. Ular laut
Ular laut (Hydrophidae) merupakan anak suku dari suku ular berbisa Elapidae yang semuanya hidup di dalam laut. Bisa ular laut memiliki kekuatan 60 kali bisa ular kobra dan mengandung enzim perusak layaknya jenis ular Elapidae.
Ular ini memiliki mulut yang sangat kecil dibandingkan ular jenis lainnya, sehingga biasanya manusia tergigit di daerah ujung jari. Ular laut menjadi ancaman bagi para penyelam karena racunnya sangat kuat.
Pada beberapa kasus, penyelam yang tergigit ular laut mengalami kegagalan fungsi jantung dan meninggal sebelum sempat mencapai permukaan air. (National Geographic Indonesia/Lutfi Fauziah) | Travel Kompas
Komentar
Posting Komentar